Dan Uggla
Contoh Sampah Organik dan Anorganik
Ada beberapa contoh sampah organik dan anorganik. Berikut beberapa di antaranya:
Pencatatan laporan laba dan rugi
Pada laporan laba rugi, debit dan kredit memiliki cara pencatatan yang berbeda. Debit biasanya didapat dari kerugian dan pengeluaran yang dilakukan perusahaan.
Sedangkan kredit biasanya dicatatkan dari pemasukan dan laba yang diperoleh oleh perusahaan.
Debit dapat bertambah ketika ada pemasukan dari dana tunai, mesin, inventaris, bangunan, tanah perusahaan, asuransi, dan lainnya.
Sedangkan jumlah kredit dapat bertambah ketika ada pemasukan dari utang, pajak, laba ditahan, dana untuk pemegang saham, dan lainnya.
Agar lebih jelas, simak beberapa contoh transaksi dari perbedaan antara debit dan kredit berikut ini:
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan dari istilah debit dan kredit adalah sebagai berikut:
Perbedaan LinkAja Basic dan Full Service
Sebelum membahas detail cara daftar LinkAja, kamu perlu tahu bahwa LinkAja menawarkan dua pilihan layanan, yakni LinkAja Basic dan LinkAja Full Service. Tentunya, ada beberapa perbedaan antara keduanya seperti berikut.
Batas saldo di akun LinkAja Basic hanya sebesar Rp2.000.000,00. Sementara itu, besarnya batas saldo di akun LinkAja Full Service mencapai sepuluh kali lipatnya alias Rp20.000.000,00.
Meski berbasis digital, kamu bisa melakukan tarik tunai di ATM Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN jika menggunakan LinkAja Full Service, lho. Penarikan tunai ini tidak memerlukan kartu ATM alias cardless withdrawal. Adapun nominal penarikannya mulai dari Rp100.000,00 sampai Rp1.200.000,00.
Jenis – Jenis Sampah Organik
Berdasarkan jenisnya sampah organik dapat digolongkan menjadi 2 antara lain sampah organik basah dan kering.
Sampah organik basah adalah sampah organik yang banyak mengadung air. Sampah organik basah contohnya adalah sisa sayur, kulit pisang, buah yang busuk, kulit bawang dan sejenisnya.
Inilah yang saya katakan bahwa sampah organik dapat menimbulkan bau tidak sedap sebab kandungan air tinggi yang menyebabkan sampah jenis ini cepat membusuk.
Sampah organik kering adalah sampah organik yang sedikit mengandung air. Contoh sampah organik misalnya kayu, ranting pohon, kayu dan daun – daun kering. Kebanyakan sampah organik sulit diolah kembali jadi lebih sering dibakar untuk memusnahkannya.
Contoh dari dari sampah organik adalah nasi, kulit buah, buah dan sayuran busuk, ampas teh / kopi, bangkai hewan, dan kotoran hewan / manusia
Contoh dari sampah anorganik adalah plastik, botol / kaleng minuman, kresek, ban bekas, besi, kaca, kabel, barang elektronik, bohlam lampu dan plastik. Memang sampah anorganik sulit terurai tetapi dapat anda manfaatkan kembali, jangan sampai dibiarkan begitu saja.
Perbedaan Debit dan Kredit dengan Contohnya
Setiap kali terjadi transaksi akuntansi, setidaknya dua akun selalu terpengaruh. Entri debit akan dicatat pada satu akun dan entri kredit akan dicatat terhadap akun lainnya. Tidak ada batasan jumlah akun yang terlibat dalam suatu transaksi, tetapi minimal terdapat dua akun.
Total debet dan kredit untuk setiap transaksi harus selalu sama, sehingga transaksi akuntansi selalu dikatakan seimbang. Jika suatu transaksi tidak seimbang, maka tidak mungkin untuk membuat laporan keuangan.
Penggunaan debit dan kredit dalam format pencatatan transaksi dua kolom merupakan aspek terpenting dari semua kontrol atas akurasi akuntansi. Berikut adalah contohnya:
Perbedaan dari istilah debit dan kredit juga dapat dilihat dari ketiga aspek yaitu pencatatannya, jenis catatan laporan laba rugi dan sumber hasilnya. Berikut penjelasan lebih lanjutnya.
Debit dan kredit memiliki cara pencatatan yang berbeda dalam akuntansi. Ciri khas dari debit dan kredit dapat langsung dikenali.
Debit biasanya dicatat di sisi kiri. Bagian debit termasuk hal-hal yang diterima atau dimiliki oleh perusahaan. Seluruh catatan pemasukan perusahaan akan ditunjukkan dalam debit.
Kredit biasanya ditempatkan di sisi kanan dari catatan keuangan perusahaan. Bagian kredit biasanya mencakup uang yang digunakan oleh perusahaan. Selain menerima, perusahaan juga pasti mengeluarkan uang untuk keperluan bisnis.
Liabilitas dan Ekuitas
Liabilitas dan ekuitas adalah dua konsep yang digunakan dalam akuntansi dan merupakan bagian dari neraca (balance sheet). Liabilitas adalah kewajiban yang harus ditanggung oleh perusahaan, sedangkan ekuitas adalah hak pemilik perusahaan atas aset perusahaan.
Istilah “kredit” dan “debit” digunakan dalam akuntansi untuk menunjukkan arus masuk atau keluar dari aset, liabilitas, atau ekuitas. Saat sesuatu yang dikreditkan (ditambahkan) ke akun, maka saldo akun tersebut akan bertambah. Sebaliknya, saat sesuatu yang didebit (dikurangi) dari akun, maka saldo akun tersebut akan berkurang.
Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan menerima pembayaran dari pelanggannya, maka jumlah pembayaran tersebut akan dikreditkan ke akun “kas” sebagai aset perusahaan yang akan menambah saldo akun tersebut. Sebaliknya, jika perusahaan tersebut membayar gaji kepada karyawannya, maka jumlah pembayaran tersebut akan didebet dari akun “kas” sebagai aset perusahaan, yang akan mengurangi saldo akun tersebut.
Akumulasi adalah proses penambahan atau pengumpulan sesuatu yang bertambah dari waktu ke waktu. Dalam debit dan kredit, akumulasi merujuk pada penambahan jumlah uang yang tercatat dalam akun.
Debit adalah sebuah catatan yang menunjukkan jumlah uang yang dikeluarkan dari sebuah akun, sedangkan kredit adalah sebuah catatan yang menunjukkan jumlah uang yang masuk ke dalam sebuah akun. Akumulasi dalam debit dan kredit berguna untuk memantau perkembangan jumlah uang yang ada dalam akun dan membantu dalam mengambil keputusan keuangan yang tepat.
Contohnya, jika seseorang memiliki akun bank yang tercatat ada saldo sebesar Rp10.000.000. Ketika seseorang tersebut mengeluarkan uang sebesar Rp500.000, maka catatan dalam akun tersebut akan menjadi debit sebesar Rp500.000. Sebaliknya, jika seseorang tersebut menerima uang sebesar Rp1.000.000, maka catatan dalam akun tersebut akan menjadi kredit sebesar Rp1.000.000.
Dengan demikian, akumulasi dalam debit dan kredit merupakan sebuah proses yang membantu seseorang untuk memantau dan mengelola keuangan dengan lebih baik.
Perusahaan sering mengalami berbagai macam transaksi, baik yang berhubungan dengan internal maupun eksternal. Agar dapat mengelola keuangan dengan baik, perusahaan harus membuat laporan keuangan yang mencatat semua transaksi yang terjadi. Salah satunya adalah dengan mencatat debit dan kredit.
Debit dan kredit merupakan dua konsep yang penting dalam akuntansi. Debet adalah catatan yang menunjukkan jumlah uang yang dikeluarkan dari suatu akun, sedangkan kredit adalah catatan yang menunjukkan jumlah uang yang masuk ke dalam suatu akun.
Perusahaan yang tidak memiliki catatan debit dan kredit yang tepat tidak akan dapat mengelola aliran keuangan dengan baik dan tidak akan dapat mengetahui keadaan keuangan perusahaan dengan pasti.
Untuk mengelola keuangan dengan baik, perusahaan harus mencatat transaksi-transaksi yang terjadi secara akurat, termasuk transaksi-transaksi yang terkait dengan utang, harta, pendapatan, modal, dan biaya atau beban. Dengan memiliki laporan keuangan yang akurat, perusahaan dapat meminimalisir risiko over budget pada kategori akun tertentu dan dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan dengan jelas.
Dengan mencatat proses debit dan kredit dengan benar, diharapkan dapat membantu perusahaan dalam mengawasi keuangan agar terhindar dari kemungkinan adanya tindakan korupsi atau penipuan yang dilakukan oleh pegawai. Selain itu, catatan debit dan kredit yang baik selalu dilengkapi dengan bukti-bukti yang dapat dipercaya seperti kuitansi atau nota resmi. Dengan demikian, perusahaan dapat memastikan bahwa keuangan perusahaan dikelola dengan benar dan tidak terjadi penyimpangan.
Itulah penjelasan tentang pengertian debit dan kredit. Pelajari istilah dari ilmu akuntansi lainnya dengan membaca buku. Sebagai #SahabatTanpaBatas, gramedia.com menyediakan berbagai macam buku berkualitas dan original untuk Grameds. Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca.
Caption foto : Dalam konteks pendakian gunung, FOMO sering kali muncul ketika seseorang merasa tertekan untuk mengikuti tren atau mencapai tujuan yang dianggap keren atau mengesankan oleh orang lain. (WARTAPALA INDONESIA / Metala FEB UMS).
Oleh : Arif Ginanjar Pratama Ketua Umum Metala FEB Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wartapalaindonesia.com, PERSPEKTIF – Dalam dunia yang dipenuhi dengan kemajuan teknologi dan konektivitas tanpa batas, banyak dari kita yang merasa terjebak dalam perasaan takut akan kehilangan kesempatan, atau dikenal dengan istilah Fear of Missing Out (FOMO).
Salah satu cara yang semakin populer untuk mengatasi FOMO adalah dengan mengejar tantangan fisik dan mental melalui pendakian gunung.
Namun, pertanyaannya adalah, apakah pendakian gunung benar-benar dapat membantu kita menyelaraskan ambisi dan kepuasan pribadi, ataukah ia justru memperburuk perasaan FOMO?
Pendakian gunung sering kali dianggap sebagai bentuk ekstrem dari pencapaian pribadi. Mendaki puncak gunung bukan hanya tentang mencapai titik tertinggi secara fisik, tetapi juga tentang mengatasi batasan pribadi dan mental.
Bagi banyak orang, pendakian gunung adalah simbol pencapaian, keberanian, dan ketahanan. Setiap langkah menuju puncak membawa seseorang lebih dekat kepada tujuan yang telah mereka tetapkan, dan pencapaian ini sering kali memberikan rasa kepuasan yang mendalam.
Ambisi pribadi dalam pendakian gunung bisa beragam. Bagi sebagian orang, itu mungkin tentang mencapai puncak gunung yang menantang sebagai bentuk prestasi diri. Bagi yang lain, itu bisa menjadi cara untuk membuktikan sesuatu kepada diri sendiri atau orang lain.
Pendakian gunung sering kali membawa kepuasan yang besar ketika tujuan tercapai. Perasaan berdiri di puncak dan melihat dunia dari ketinggian yang baru, memberikan rasa pencapaian yang sulit dicapai dalam konteks lain.
Namun, ambisi yang kuat ini juga dapat menjadi pedang bermata dua. Kadang-kadang, ambisi ini dapat mengaburkan motivasi asli dan menyebabkan seseorang merasa terdorong untuk mencapai sesuatu hanya karena dorongan sosial atau untuk memenuhi standar yang tidak realistis.
FOMO dapat mempengaruhi keputusan pendakian gunung dengan cara yang signifikan. Misalnya, seseorang mungkin merasa terdorong untuk mendaki gunung yang ekstrem atau terkenal hanya karena melihat foto-foto puncaknya yang menakjubkan di media sosial. Ini bisa menyebabkan individu membuat keputusan yang tidak mempertimbangkan kesiapan fisik atau mental mereka sendiri, tetapi lebih berfokus pada pencapaian yang dianggap keren atau mengesankan oleh orang lain.
Kasus-kasus di mana FOMO mempengaruhi pendakian sering kali terlihat pada individu yang terjebak dalam siklus perbandingan dan tekanan sosial. Mereka mungkin merasa bahwa mereka harus mengejar pencapaian ekstrem atau mendaki gunung yang sangat menantang untuk merasa dihargai atau diakui, alih-alih mengikuti minat dan kemampuan mereka sendiri.
Fear of Missing Out (FOMO) adalah fenomena psikologis yang merujuk pada rasa kecemasan atau ketidaknyamanan yang timbul dari perasaan bahwa orang lain mungkin memiliki pengalaman yang lebih memuaskan daripada yang kita miliki. Di era media sosial, FOMO semakin diperburuk oleh eksposur konstan terhadap pencapaian dan gaya hidup orang lain.
Dalam konteks pendakian gunung, FOMO sering kali muncul ketika seseorang merasa tertekan untuk mengikuti tren atau mencapai tujuan yang dianggap keren atau mengesankan oleh orang lain. Media sosial memainkan peran besar dalam hal ini. Foto-foto menakjubkan dari puncak gunung yang indah, pengalaman ekstrem, dan pencapaian luar biasa yang dibagikan oleh orang lain, dapat menimbulkan rasa kekurangan dan dorongan untuk mengejar pencapaian serupa.
Ketika FOMO mempengaruhi keputusan untuk mendaki gunung, itu bisa menyebabkan seseorang memilih rute atau tantangan yang tidak sesuai dengan minat atau kemampuan pribadi mereka.
Misalnya, seseorang mungkin merasa terdorong untuk mendaki gunung yang ekstrem hanya karena melihat foto-foto inspiratif dari teman-teman atau influencer, tanpa mempertimbangkan kesiapan fisik atau mental mereka sendiri. Ini dapat mengarah pada pengalaman yang tidak memuaskan atau bahkan berbahaya, jika tidak disertai dengan persiapan yang memadai.
Menyeimbangkan Ambisi dan Kepuasan Pribadi
Menghadapi FOMO dalam dunia pendakian gunung memerlukan refleksi dan penyesuaian diri. Untuk benar-benar mencapai kepuasan pribadi, penting untuk menyelaraskan ambisi dengan motivasi asli dan kebutuhan diri sendiri. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu dalam mencapai keseimbangan ini:
1. Menetapkan Tujuan yang Realistis dan Pribadi Alih-alih membandingkan diri dengan pencapaian orang lain. Tetapkan tujuan pendakian yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan ambisi pribadi Anda. Ini membantu memastikan bahwa pencapaian Anda berakar pada motivasi yang tulus, bukan sekadar dorongan dari luar.
Misalnya, jika seseorang benar-benar menikmati pendakian gunung dengan pemandangan yang indah tetapi tidak terlalu tertarik pada tantangan ekstrem, maka menetapkan tujuan untuk mendaki gunung dengan pemandangan yang menenangkan dapat lebih memuaskan daripada mengejar gunung yang terkenal sulit.
2. Mengelola Ekspektasi dari Media Sosial Cobalah untuk membatasi paparan terhadap foto dan cerita yang dapat memperburuk FOMO. Ingatlah bahwa apa yang dibagikan di media sosial sering kali hanya cuplikan dari pengalaman yang telah disaring, dan tidak selalu mencerminkan realitas penuh. Media sosial dapat memperburuk FOMO dengan terus-menerus menampilkan gambar dan cerita tentang pencapaian orang lain.
Untuk mengelola ekspektasi, penting untuk mengingat bahwa media sosial sering kali menyajikan versi yang telah disaring dan ideal dari realitas. Fokuskan perhatian pada pengalaman pribadi dan nikmati perjalanan Anda tanpa membandingkannya secara konstan dengan apa yang terlihat di media sosial.
3. Fokus pada Proses, Bukan Hanya Hasil Nikmati setiap langkah perjalanan pendakian dan hargai kemajuan kecil. Proses pendakian — bukan hanya puncaknya — merupakan bagian penting dari pengalaman dan memberikan peluang untuk pertumbuhan pribadi, serta merupakan bagian integral dari pengalaman dan dapat memberikan kepuasan yang mendalam.
Menikmati perjalanan, berfokus pada pengalaman, dan menghargai kemajuan kecil dapat membantu menciptakan kepuasan yang lebih besar.
4. Berbicara dengan Sesama Pendaki Diskusikan motivasi dan pengalaman Anda dengan pendaki lain untuk mendapatkan perspektif yang lebih seimbang. Mendengarkan cerita dan pengalaman orang lain dapat membantu Anda memahami berbagai motivasi dan menilai apakah ambisi Anda selaras dengan kepuasan pribadi Anda.
Contoh Kasus dan Refleksi
Misalnya, seorang pendaki bernama Ilham memutuskan untuk mendaki gunung yang sangat terkenal setelah melihat banyak foto inspiratif di media sosial. Dia merasa tertekan untuk mengikuti jejak para influencer yang sering memposting foto di puncak gunung tersebut.
Namun, setelah beberapa bulan pelatihan intensif, Ilham merasa bahwa dia telah mengabaikan kebutuhan pribadinya untuk waktu istirahat dan refleksi. Selama pendakian, meskipun mencapai puncak, Ilham tidak merasakan kepuasan yang diharapkannya karena dia terlalu fokus pada pencapaian yang dilihat orang lain.
Di sisi lain, seorang pendaki bernama Ahmad memilih untuk mendaki gunung lokal yang sesuai dengan tingkat kebugarannya dan memiliki makna pribadi.
Ahmad menikmati proses persiapan dan perjalanan, serta merasa sangat puas ketika mencapai puncak. Pengalamannya menunjukkan bahwa ketika ambisi diselaraskan dengan kebutuhan dan minat pribadi, kepuasan dapat lebih dirasakan.
Pendakian gunung adalah aktivitas yang menawarkan kesempatan untuk menguji diri dan meraih kepuasan pribadi. Namun, dalam era FOMO dan media sosial, penting untuk menyadari bagaimana ambisi dan dorongan eksternal dapat memengaruhi keputusan kita.
Menetapkan tujuan yang realistis, mengelola ekspektasi media sosial, dan fokus pada proses perjalanan dapat membantu menyelaraskan ambisi dengan kepuasan pribadi.
Dengan cara ini, pendakian gunung dapat menjadi pengalaman yang benar-benar memuaskan dan memperkaya, bukan hanya sebagai upaya untuk mengejar pencapaian yang didorong oleh FOMO. (agp)
Editor || Ahyar Stone, WI 21021 AB
Kirim tulisan Anda untuk diterbitkan di portal berita Pencinta Alam www.wartapalaindonesia.com || Ke alamat email redaksi Wartapala Indonesia di [email protected] || Informasi lebih lanjut : 081333550080 (WA)
Pengelolaan sampah agar memiliki nilai ekonomis
Anda bisa mengelola sampah dengan prisnsip 3R. (Reuse Reduce Recycle) Setiap Hari. Pengelolaan sampah dengan sistem 3R bisa dicoba oleh setiap orang dan kapan saja. Sebab menangani sampah dengan prinsip 3R hanya membutuhkan meluangkan waktu dan kepedulian akan timbulnya penyakit dari sampah.
Contoh kegiatan reuse (penggunaan kembali) sehari-hari:
Contoh kegiatan reduce (penggurangan) sehari-hari:
Contoh kegiatan recyle (daur ulang) sehari-hari:
Dalam mengelola sampah bisa dengan di daur ulang supaya memiliki nilai yang bermanfaat lagi. Daur ulang adalah suatu cara untuk mengelola sampah dengan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan dan pembuatan produk sampai bernilai guna lagi.
Manfaat dari daur ulang antara lain:
Mengolah sampah agar memiliki nilai guna memang tidak semua orang mau melakukannya. Peluang inilah yang dapat anda coba di sekitar rumahmu untuk pengelolaan sampah organik dan anorganik.
Bahasa Inggris memiliki banyak kata yang sering kali membingungkan bagi penutur non-pribumi. Dua di antaranya adalah “between” dan “among”. Meskipun keduanya dapat diterjemahkan sebagai “di antara” dalam bahasa Indonesia, penggunaan keduanya berbeda tergantung pada konteks kalimat. Memahami perbedaan ini penting untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris kita. Mari kita bahas secara rinci.
Mau lancar Bahasa Inggris? Baca panduan lengkap bahasa Inggris, TOEFL, IETLS & Beasiswa ini.
“Between” digunakan ketika kita berbicara tentang dua objek atau lebih yang jelas dan terpisah. Kata ini mengisyaratkan adanya batasan atau penghalang yang jelas di antara objek-objek tersebut.
Dalam kedua contoh di atas, kita dapat melihat bahwa objek-objek tersebut dianggap sebagai entitas yang terpisah, sehingga penggunaan “between” tepat.
“Among” digunakan ketika kita berbicara tentang lebih dari dua objek yang tidak dianggap secara individual, melainkan sebagai bagian dari suatu kelompok atau kumpulan.
Dalam contoh-contoh ini, kita melihat bahwa objek-objek tersebut (orang asing, kerumunan, siswa, pohon) dianggap sebagai bagian dari kelompok atau kumpulan yang lebih besar.
Mau jadi HRD? Simak panduan lengkap Human Resource Development ini.
Untuk memahami lebih jelas, mari kita lihat perbedaan kontekstual antara “between” dan “among”:
Cara mudah untuk mengingat perbedaan ini adalah dengan mengingat bahwa “between” biasanya digunakan untuk dua entitas atau lebih yang dianggap terpisah, sedangkan “among” digunakan untuk lebih dari dua entitas yang dianggap sebagai bagian dari suatu kelompok.
Ada beberapa pengecualian dan penggunaan khusus yang perlu diperhatikan:
Mau jadi UI-UX Designer? Cek panduan lengkap UI-UX Design berikut.
Memahami perbedaan antara “between” dan “among” sangat penting untuk menggunakan bahasa Inggris secara tepat dan efektif. Ingatlah bahwa “between” digunakan untuk menunjukkan hubungan di antara dua atau lebih entitas yang jelas dan terpisah, sementara “among” digunakan untuk menunjukkan hubungan di antara lebih dari dua entitas yang dianggap sebagai bagian dari suatu kelompok. Dengan memahami dan menerapkan aturan ini, kita dapat meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris kita dan menghindari kesalahan umum. Semoga penjelasan ini bermanfaat dan membantu kita dalam menggunakan kedua kata ini dengan lebih percaya diri!
Mari terus belajar dan kembangkan skill di MySkill
Dibuat oleh tim MySkill, startup pengembangan skill dan karir terbesar di Indonesia, mendapatkan penghargaan LinkedIn Top Startup pada 2022, 2023 dan 2024. Beberapa referensi: Kompas, IDN Times, Forbes, Indeed, Semrush, Hubspot, AIHR, Nielsen Norman Group, Xero, Atlassian, Canva, W3, Grammarly dan sebagainya. Direview oleh Fahri Alba, Senior Career Advisor.
Perersamaan Dan Perbedaan Gereja Katolik Dan Gereja Protestan
Logo dan Brand (merek) adalah suatu unsur yang sangat berpengaruh dalam sebuah perusahaan. Keduanya berfungsi sebagai identitas yang mereprentasikan citra sebuah perusahaan dimata konsumen. Kali ini di Desain studio, kita akan membahas mengenai pengertian dan perbedaan dari keduanya. Pembaca juga bisa sharing untuk memberikan kontribusi dan masukan positif guna menambah pengetahuan kita bersama dalam memahami logo dan brand serta aplikasinya pada sebuah perusahaan. LogoLogo adalah lambang atau simbol khusus yang mewakili suatu perusahaan atau organisasi. Sebuah logo bisa berupa nama, lambang atau elemen grafis lain yang ditampilkan secara visual. Sebuah logo diciptakan sebagai identitas agar unik dan mudah dibedakan dengan perusahaan kompetitor/pesaing.Logo bisa diibaratkan dengan wajah. Setiap orang bisa dengan mudah dikenali antara satu dengan yang lain hanya dengan melihat wajah. Begitu juga halnya dengan logo. Logo merupakan sebuah visi penyampaian citra positif melalui sebuah tampilan sederhana dalam bentuk simbol.
Sampah organik dan anorganik merupakan dua jenis sampah yang berasal dari sumber berbeda, sehingga cara pengolahannya juga berbeda. Apa saja contoh sampah organik dan anorganik yang perlu diketahui?
Sampah organik merupakan jenis sampah yang mudah terurai, sedangkan sampah anorganik sangat sulit terurai, bahkan membutuhkan waktu hingga 500 tahun untuk terurai sepenuhnya. Berikut perbedaan dan contoh sampah organik dan anorganik.
Expenses atau Beban
Expenses merupakan pengeluaran atau biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya. Expenses dapat dibagi menjadi beberapa kategori, diantaranya adalah biaya operasional, biaya non-operasional, dan biaya pajak.
Dalam pencatatan akuntansi, expenses dicatat dengan entri debit. Contohnya, jika suatu perusahaan mengeluarkan uang untuk membayar gaji karyawan, maka akun Salary Expenses akan dicatat dengan entri debit, dan akun Kas akan dicatat dengan entri kredit.
Posisi debit dan kredit dalam expenses bergantung pada prinsip dasar akuntansi yang disebut dengan prinsip akuntansi dasar yang pertama yaitu prinsip dasar realisasi. Prinsip ini menyatakan bahwa pendapatan harus dicatat pada saat terjadinya transaksi penjualan, sedangkan biaya harus dicatat pada saat terjadinya transaksi pembelian.
Dengan demikian, jika suatu perusahaan mengeluarkan uang untuk membayar gaji karyawan, maka transaksi tersebut merupakan biaya yang harus dicatat pada saat terjadinya transaksi pembayaran gaji tersebut.
Berpulangnya Albert Hasibuan, Pengacara di Balik Bebasnya Sengkon-Karta
Albert Hasibuan juga seorang dosen, tokoh media, dan pernah menjadi anggota Wantimpres, anggota DPR hingga anggota Komnas HAM.
Sebagai salah satu pionir dompet digital alias e-wallet di Indonesia, tak heran jika jumlah merchant LinkAja sangat banyak. Kamu dapat menggunakan LinkAja sebagai metode pembayaran baik di online maupun offline store dengan berbagai promo menarik. Cara daftar LinkAja juga sangat mudah, kok. Kamu hanya perlu waktu beberapa menit untuk mengisi beberapa data penting dan menunggu konfirmasi sekitar 1x24 jam (bisa juga lebih cepat).
Baca juga: Cara Tarik Tunai LinkAja Melalui ATM, Minimarket, dan GraPARI, Antiribet!
Pengertian Debit dan Kredit
Dalam ilmu akuntansi, debit dan kredit merupakan istilah yang tidak terpisahkan dan saling melengkapi. Keduanya selalu muncul bersama-sama dalam setiap transaksi.
Pengertian yang paling umum tentang debit dan kredit adalah bahwa debit merupakan penambahan, sedangkan kredit merupakan pengurangan. Namun, dalam dunia akuntansi, pengertian yang lebih tepat adalah: debit merupakan transaksi yang menambah jumlah uang dalam sebuah rekening, sedangkan kredit merupakan transaksi yang mengurangi jumlah uang dalam sebuah rekening. Lebih jelasnya, berikut pengertian dari istilah kredit dan debit.
Untuk memulai, akan dibahas sedikit tentang asal kata debit. Debit berasal dari kata debere dalam bahasa Latin yang artinya pencatatan akuntansi di mana aset dan biaya mengalami peningkatan. Debit biasanya ditempatkan di sisi kiri dan pertambahan aset dapat berupa penambahan uang, alat, atau bahkan hal-hal yang tidak berwujud secara langsung seperti sewa atau piutang.
Istilah debit sering digunakan dalam dunia akuntansi dan merujuk pada sisi kiri jurnal akuntansi. Debit sering digunakan untuk menggambarkan peningkatan aset atau penurunan liabilitas.
Dalam sistem akuntansi, debit dan kredit digunakan bersama-sama untuk mencatat transaksi keuangan dan memastikan bahwa total debet sama dengan total kredit.
Menurut para ahli, debit dapat diartikan sebagai pencatatan yang mencerminkan peningkatan aset atau penurunan liabilitas. Debit juga dapat diartikan sebagai bagian dari sistem akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan dan memastikan bahwa total debet sama dengan total kredit.
Istilah kredit merujuk pada pencatatan akuntansi untuk akun hutang dan ekuitas yang mengalami peningkatan. Kredit biasanya ditempatkan di sisi kanan dan berasal dari kata latin credere.
Kredit merupakan pencatatan akuntansi yang mencerminkan peningkatan hutang atau ekuitas. Kredit biasanya ditempatkan di sisi kanan jurnal akuntansi dan bertujuan untuk mencatat transaksi keuangan dan memastikan bahwa total debet sama dengan total kredit.
Menurut para ahli, kredit dapat diartikan sebagai pencatatan yang mencerminkan peningkatan hutang atau ekuitas. Kredit juga dapat diartikan sebagai bagian dari sistem akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan dan memastikan bahwa total debet sama dengan total kredit.
Jika aset atau beban ditempatkan di posisi kredit, itu berarti bahwa nilai dari akun tersebut berkurang. Sebaliknya, jika akun hutang, akumulasi, atau ekuitas ditempatkan di posisi debit, itu berarti bahwa nilai dari akun-akun tersebut berkurang. Laba dan penjualan juga dapat bertambah jika ditempatkan di posisi kredit.
Dari penjelasan di atas tentang pengertian debit dan kredit, maka dapat disimpulkan bahwa debit dan kredit merupakan dua istilah yang digunakan dalam dunia akuntansi untuk mencatat transaksi keuangan.
Debit merujuk pada peningkatan aset atau penurunan liabilitas, sementara kredit merujuk pada peningkatan hutang atau ekuitas. Debit dan kredit biasanya ditempatkan di sisi yang berlawanan dari jurnal akuntansi dan digunakan bersama-sama untuk memastikan bahwa total debet sama dengan total kredit.
Secara singkat, debit merupakan pencatatan untuk peningkatan aset atau penurunan liabilitas, sementara kredit merupakan pencatatan untuk peningkatan hutang atau ekuitas. Kedua istilah ini penting dalam menjaga akurasi dalam akuntansi dan memastikan bahwa transaksi keuangan dicatat dengan benar.