Apa Penyebab Terjadinya Hujan Badai Petir

Apa Penyebab Terjadinya Hujan Badai Petir

Petir menyambar akibat cuaca buruk.

Selain bagian depan, bentuk rupa bumi (terrain) juga dapat menyebabkan pengangkatan udara, seperti ketika aliran udara melalui daerah pegunungan maka angin akan dipaksa naik melewati lereng pegunungan.

Pemicu Proses Terjadinya Badai Guntur

Secara umum, badai guntur memerlukan faktor pemicu agar bisa berkembang. Faktor ini dikenal dengan mekanisme awal yang menimbulkan gerakan massa udara ke atas.

Suhu di lapisan paling bawah atmosfer meningkat sangat cepat pada sore atau malam hari karena pemanasan daratan dan udara panas akan cenderung untuk bergerak naik.

Pengangkatan (lifting) juga dapat disebabkan oleh adanya front, terutama front dingin dan dry‐lines. Front adalah tempat transisi pertemuan massa udara yang berbeda.

Selain front, bentuk rupa bumi (terrain) juga dapat menyebabkan pengangkatan udara, seperti ketika aliran udara melalui daerah pegunungan maka angin akan dipaksa naik melewati lereng pegunungan.

Petir yang membentuk rangkaian burung.

2. Pada saat badai petir mencapai tahapan matang, awan dapat berkembang dengan sangat tinggi, seringkali mencapai 12 km atau lebih.

Bahkan di puncak awan badai guntur, dapat mencapai lapisan tropopause, papan lapisan di mana segala unsur oksigen maupun karbondioksida sudah tidak ada. Akibatnya, hujan dihasilkan dan gaya gesekan ke bawah terdesak oleh butiran-butiran air hujan yang turun di sekitar wilayah udara yang menghasilkan downdraft (udara yang bergerak ke bawah).

Kemudian proses pendinginan massa udara akibat penguapan butiran-butiran air hujan akan meningkatkan kecepatan downdraft.

Laju updraft dan downdraft relatif lemah, yaitu sekitar 10m/detik, dan keduanya dapat saling mempengaruhi/bercampur.

3. Pada tahap peluruhan, hujan akan menyebar ke seluruh bagian awan badai guntur dan downdraft menjadi lebih luas.

Updraft semakin melemah, badai mulai kehabisan suplai udara panas yang lembab sebagai bahan bakarnya, dan akhirnya awan badai guntur akan meluruh.

Hujan ringan dan angin dapat tetap berlangsung untuk sementara waktu pada tahap ini, sebelum yang tertinggal hanya sisa-sisa awan bagian anvil dari cumulonimbus.

Suhu di lapisan paling bawah atmosfer meningkat sangat cepat pada sore atau malam hari karena pemanasan daratan dan udara panas akan cenderung bergerak naik.

Proses Terjadinya Hujan  – Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis yang memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan biasanya terjadi pada bulan Oktober sampai Maret, sementara musim kemarau terjadi pada bulan April sampai September.

Saat musim hujan tiba, hujan biasanya turun setiap saat mulai pagi, siang, sore, bahkan sampai malam. Sementara itu, intensitas hujan yang turun di musim ini juga berbeda-beda, ada yang berlangsung sangat deras dan ada pula yang sekadar gerimis.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan merupakan bentuk presipitasi atau endapan dari cairan atau zat padat. Hal itu berasal dari kondensasi yang jatuh dari awan menuju permukaan bumi.

Pada dasarnya, kehidupan semua makhluk sangat bergantung pada keberadaan air, salah satunya bersumber dari hujan. Sebab, hujan akan menjadi sumber air yang penting apabila kita tidak bisa mengakses sumber air lainnya, seperti sungai, danau, ataupun sumur. Selain itu, air hujan juga memiliki banyak manfaat. Misalnya, untuk mengairi lahan pertanian, kepentingan industri, dan pembangkit listrik.

Hujan menjadi sumber air bersih utama di sebagian besar wilayah di dunia. Sebab, air yang dihasilkan oleh hujan tersebut dapat membantu berbagai ekosistem. Tak kalah penting, fenomena hujan adalah bagian dari proses terbentuknya air. Saat air itu jatuh ke permukaan bumi, saat itulah disebut sebagai hujan. Sebab, tidak semua air yang jatuh dapat mencapai bumi. Banyak di antaranya yang menguap begitu saja. Kondisi tersebut kerap terjadi di daerah panas dan kering seperti padang gurun.

Bebragai fenomena perubahan iklim global beserta implikasi lainnya juga bisa Grameds pelajari dan temukan pada buku Sains Perubahan Iklim yang terdiri dari 6 bab dan masing-masing membahas fenomena yang berbeda.

Sains Perubahan Iklim

Pembentukan Perbedaan Muatan

Perbedaan muatan listrik antara bagian atas dan bawah awan semakin besar seiring dengan bertambahnya konveksi. Selain itu, permukaan bumi juga bisa menjadi bermuatan positif akibat pengaruh awan yang bermuatan negatif di atasnya.

Akibat perbedaan muatan yang sangat besar antara bagian bawah awan dan permukaan bumi, tercipta medan listrik yang kuat.

Hujan Orografis atau Relief

Hujan orografis pada umumnya terjadi pada perbukitan atau pegunungan karena proses terjadinya diakibatkan angin yang datang mendorong udara yang mengarah pada bukit maupun pegunungan ataupun hutan hujan tropis dimana tempat berbagai fauna tinggal, seperti halnya yang dibahas pada buku Seri Mengenal Habitat Hewan: Hutan Hujan Tropis.

Kemudian, udara yang mencapai bukit mulai menjadi lebih dingin. Ketika mencapai kelembaban, ia akan perlahan-lahan mengembun menjadi awan lalu turun ke bawah menjadi tetesan hujan di permukaan bumi.

Hujan frontal dapat terjadi saat pertemuan udara dingin dan hangat. Bayangkan ketika kamu mendaki sebuah bukit. Semakin tinggi kamu naik, maka akan semakin dingin pula suasana yang terasa di atas. Hal ini juga berlaku pada hujan tersebut saat udara panas naik menuju atmosfer kemudian menabrak udara dingin di atas.

Udara yang mulai dingin itu akan menjadi awan stratus, kemudian turun ke permukaan bumi sebagai hujan. Hujan jenis ini juga bisa disertai dengan badai petir dan kilat. Selain itu, hujan frontal juga dapat terjadi hingga beberapa jam.

Hujan muson diakibatkan oleh angin muson atau yang lebih dikenal sebagai angin yang menyebabkan musim hujan dan kemarau. Angin muson juga berhembus dari benua asia ke australia seiring dengan perubahan musim yang ada. Saate angin ini melewati berbagai samudera, akan ada banyak uap air yang berakibat pada terjadinya hujan. Sering kali hujan ini turun wilayah di India, Asia Tenggara, dan beberapa kawasan lainnya.

Air hujan akan turun di darat, di laut, dan juga di tanah. Air hujan yang jatuh di tanah akan meresap menjadi air tanah, lantas akan keluar melalui sumur. Selain itu, air hujan juga akan merembes ke danau atau sungai. Sementara, air hujan yang jatuh ke perairan seperti sungai dan danau akan menambah jumlah air di tempat itu. Kemudian, air akan mengalir ke laut. Meski demikian, sebagian air di tempat perairan akan menguap kembali. Proses penguapan tersebut akan membentuk awan yang juga berasal dari tumbuhan. Proses siklus air itu akan terus berulang, hanya saja wujud dan tempatnya berubah.

Air hujan memiliki banyak manfaat. Berikut penjelasan lengkapnya yang juga bisa kamu pelajari melalui buku Seri Sains untuk Balita: Hujan dengan ilustrasi menarik!

Seri Sains untuk Balita : Hujan

Pelepasan Muatan (Penyulutan)

Ketika perbedaan muatan antara awan dan permukaan bumi (atau antar awan) cukup besar dan medan listriknya cukup kuat, udara yang pada awalnya merupakan isolator listrik akan menjadi konduktor listrik. Proses ini disebut penyulutan.

Muatan listrik bergerak dalam bentuk kilat atau petir. Kilat ini dapat terjadi dalam dua bentuk:

Siklus Badai Guntur hingga Dapat Menghasilkan Hujan

Dalam situsnya, BMKG menjelaskan bahwa semua badai guntur tersusun berawal dari sel badai guntur.

Sel thunderstorm ini memiliki ciri khusus yaitu siklus hidupnya hanya sekitar 30 menit. Siklus hidup sebuah badai guntur dapat digambarkan dengan tahapan berikut ini.

1. Pada tahap menjadi towering cumulus (Cu), sebuah awan Cu mulai tumbuh secara vertikal mencapai ketinggian hingga 6 km.

Massa udara di dalamnya didominasi adanya updraft atau udara yang bergerak ke atas dengan beberapa aliran turbulensi eddy di sekeliling tepi awan.

2. Pada saat thunderstorm mencapai tahapan matang, awan dapat berkembang menjulang sangat tinggi, seringkali mencapai 12 km atau lebih.

Bahkan di puncak awan badai guntur, dapat mencapai lapisan tropopause, lapisan pembatas di mana segala unsur oksigen maupun karbondioksida sudah tidak ada. Akibatnya, hujan dihasilkan dan gaya friksi ke bawah terdesak oleh butiran‐butiran air hujan yang turun di sekitar wilayah udara yang menghasilkan downdraft (udara yang bergerak ke bawah).

Kemudian proses pendinginan massa udara akibat penguapan butiran‐butiran air hujan akan meningkatkan kecepatan downdraft.

Laju updraft dan downdraft relative lemah, yaitu sekitar 10m/detik, dan keduanya dapat saling mempengaruhi/bercampur.

3. Pada tahap peluruhan, hujan akan menyebar ke seluruh bagian awan badai guntur dan downdraft menjadi lebih luas.

Updraft semakin melemah, badai mulai kehabisan suplai udara panas yang lembab sebagai bahan bakarnya, dan akhirnya awan badai guntur akan meluruh.

Hujan ringan dan angin dapat tetap berlangsung untuk sementara waktu pada tahap ini, sebelum yang tertinggal hanya sisa‐sisa awan anvil bagian dari cumulonimbus.

Musim Penghujan, Ketahui Penyebab Badai Petir Bisa Terbentuk

Jumat, 30 Desember 2022 - 11:00 WIB

VIVA Tekno – Badai guntur atau disebut juga dengan badai petir adalah kondisi atau bentuk cuaca yang disebabkan oleh awan cumulonimbus (Cb). Badai petir biasanya ditandai dengan kilat dan petir.

Melansir laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), terbentuknya badai guntur dapat terjadi karena tiga hal yakni uap air, ketidakstabilan/instabilitas udara, dan mekanisme pengangkatan massa udara (lifting).

Dalam kondisi badai, udara dikatakan tak stabil jika ia terus naik ketika ada dorongan ke atas. Suatu massa udara yang tidak stabil dicirikan oleh udara panas lembab di dekat permukaan dan udara dingin yang kering di atasnya.

Ketika kumpulan udara yang naik mengalami pendinginan, sebagian uap airnya akan terkondensasi membentuk awan cumulonimbus (Cb), yang umumnya disebut badai guntur (badai petir).

Pembentukan Awan Cumulonimbus

Petir sering terjadi dalam awan cumulonimbus, yang merupakan awan tebal, besar, dan vertikal. Awan ini terbentuk saat udara hangat dan lembap naik ke atmosfer yang lebih tinggi, mendingin, dan mengembun membentuk tetesan air. Di bagian atas awan, suhu menjadi sangat dingin, dan terbentuklah kristal es.

Jakarta (ANTARA) - Musim hujan telah tiba di sebagian besar wilayah Indonesia. Tak jarang pula terdapat beberapa wilayah yang mengalami curah hujan tinggi serta terus menerus sehingga menyebabkan bencana banjir.

Saat hujan turun seringkali disertai dengan gemuruh petir terutama ketika badai sedang melanda. Petir dan badai merupakan salah satu fenomena alam yang erat kaitannya dengan hujan terutama pada saat hujan turun dengan intensitas tinggi.

Sehingga apabila di wilayah Anda sedang dilanda hujan petir disertai badai hal ini perlu diwaspadai untuk tidak memunculkan resiko yang tidak diinginkan. Karena dampak dari fenomena alam tersebut dapat menimbulkan tegangan listrik yang tidak dapat dikendalikan oleh siapapun.

Untuk itulah, kewaspadaan pada saat hujan petir sangatlah dibutuhkan. Berikut ini terdapat beberapa hal yang sebaiknya dihindari ketika sedang terjadi hujan petir dan badai.

Baca juga: Vitamin A dan C amat penting untuk dikonsumsi saat musim hujan

7 hal yang perlu dihindari ketika hujan petir dan badai

1. Meneduh di bawah pohon

Apabila sedang terjadi hujan petir dan badai sebaiknya menghindari pohon pada saat berteduh karena dapat menyebabkan risiko besar tersambar. Dari segi energi yang dihasilkan oleh petir pada saat menyambar pohon, energi tersebut dapat berpindah ke dalam tubuh serta akan mengakibatkan risiko yang fatal.

2. Berdiri di lapangan terbuka

Tidak hanya meneduh di bawah pohon saja, pada saat hujan petir dan badai pun tidak diperbolehkan berdiri atau melakukan aktivitas di lapangan terbuka karena akan menyebabkan tersambar oleh petir.

Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC) memberikan saran untuk dapat menghindari lapangan terbuka seperti di lapangan bola maupun taman. Dari segi hal tersebut dapat meminimalisirkan kejadian fatal yang tidak diinginkan.

Baca juga: BMKG prakirakan hujan guyur mayoritas Indonesia pada Minggu

Aktivitas mandi sebaiknya ditunda terlebih dahulu apabila sedang terjadi hujan petir dan badai karena dapat membahayakan dan beresiko fatal. Karena apabila sambaran petir mengenai pipa air dapat membuat Anda tersetrum.

Hal ini telah dilakukan oleh Jamie Hyneman dan Adam Savage dengan melakukan eksperimen mandi pada saat hujan petir dan badai. Sehingga dari hasil eksperimen tersebut mengakibatkan kebakaran.

4. Berdiam di dekat jendela

Kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang pada saat hujan salah satunya berdiam diri di dekat jendela sembari menikmati rintik hujan yang turun. Namun, kegiatan yang dilakukan ini sangatlah berbahaya bagi semua orang.

Pada dasarnya jendela memiliki logam yang dapat menghantarkan listrik sehingga dapat mengakibatkan tersambar listrik apabila Anda berdiam diri terlalu dekat di jendela.

Baca juga: BPBD Banjarnegara ajukan status siaga darurat bencana hidrometeorologi

5. Menggunakan alat elektronik

Penggunaan alat elektronik pada saat hujan petir dan badai sebaiknya dihindari karena dapat mengakibatkan risiko tersengat listrik. Karena pada dasarnya penggunaan alat elektronik ini memiliki sistem listrik yang sangat beresiko terutama pada lonjakan tegangan yang mengalir pada perangkat elektronik tersebut.

6. Bersandar pada dinding beton

Salah satu yang perlu dihindari pada saat terjadi hujan petir dan badai yaitu bersandar pada dinding beton. Karena logam balok yang terdapat dalam beton dapat memicu sebagai penghantar listrik dan dapat berisiko meskipun beton bukan konduktor ataupun penghantar listrik yang baik.

7. Tidak berdekatan dengan tiang listrik

Tiang listrik dapat meningkatkan daya tarik petir dalam menciptakan gemuruh nya mengenai tiang tersebut. Pada dasarnya tiang dan kabel listrik memiliki dua tegangan yang sangat rentan tersambar karena saluran listrik menciptakan area berbahaya, sekaligus di saat hujan petir dan badai air akan menjadikan pengantar yang baik dari listrik ke tubuh makhluk hidup.

Baca juga: Wakil Walkot Jakut minta jajaran waspadai banjir di musim hujan

Pewarta: Sean Anggiatheda SitorusEditor: Suryanto Copyright © ANTARA 2024

PETIR adalah fenomena alam yang terjadi ketika terjadi pelepasan muatan listrik yang sangat besar di atmosfer, biasanya dalam bentuk kilat yang disertai dengan suara gemuruh yang dikenal sebagai guruh.

Petir dapat terjadi antara awan dengan awan (petir antar-awan) atau antara awan dengan permukaan bumi (petir awan-ke-bumi).

Petir terbentuk melalui serangkaian peristiwa yang dimulai dengan pembentukan awan cumulonimbus (awan besar dan tebal yang sering kali menyebabkan hujan badai), yang menghasilkan perbedaan muatan listrik di dalamnya.

Muatan negatif terkumpul di bagian bawah awan, sementara muatan positif terkumpul di bagian atas. Ketika perbedaan muatan ini cukup besar, terjadilah pelepasan muatan listrik dalam bentuk kilat.