Rumah Inggris Lampung
Rumah Adat Lampung Berdasarkan Jenisnya
Reporter: Ajeng Monika Selis|
Editor: Alam Islam|
Rumah adat Lampung Nuwo Sesat. ILUSTRASI/FOTO YOUTUBE ID Info--
RADARLAMPUNG.CO.ID – Setiap daerah yang ada di Indonesia pasti memiliki suku dan kebudayaan tersendiri.
Daerah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke mestilah memiliki keunikan baik dalam pakaian hingga rumah adat.
Salah satunya adalah rumah adat dari Provinsi Lampung.
Provinsi Lampung memiliki rumah adat yang dikenal sebagai ‘Sesat Agung’.
BACA JUGA: Kilas Balik Sejarah Peradaban Suku Lampung
Rumah adat ‘Sesat Agung’ menjadi warisan dalam kebudayaan adat suku Lampung.
Biasanya rumah adat ‘Sesat Agung’ ini digunakan sebagai tempat pertemuan adat dalam melakukan musyawarah.
Namun demikian, rumah adat Lampung juga memiliki nama lain.
Nama-nama dari rumah adat Lampung disesuaikan dengan jenisnya.
BACA JUGA: Bukan Ladang Begal, Ini Ciri Sebenarnya Orang Asli Suku Lampung
Berdasarkan jenisnya, ada rumah adat Nuwo Sesat yang dikenal juga sebagai Sesat Balai Agung.
Secara terminologi, Nuwo Sesat diartikan sebagai sebuah balai atau gedung yang digunakan untuk melakukan berbagai kegiatan.
Adapun kegiatan yang dilakukan di dalam Nuwo Sesat disesuaikan dengan adat setempat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Rumah klasik modern atau modern classic adalah sebuah konsep tatanan rumah yang menghasilkan gaya baru dengan estetika yang menawan bagi rumah komersial. Gaya ini menggabungkan nuansa klasik dengan sentuhan modern yang menampilkan tampilan nan elegan. Konsep ini telah menjadi terkenal sepanjang masa dan selalu mendapatkan perhatian khusus di berbagai negara, membentuk gaya rumah klasik modern yang unik. Dalam gaya ini, sentuhan modern selalu menyertai pesona klasik untuk menciptakan rumah yang elegan dan abadi.
Salah satu ciri utama dari rumah klasik modern adalah penggabungan antara elemen klasik dan modern dalam tatanan yang memiliki cita rasa tinggi. Desain klasik cenderung rumit dengan adanya banyak ornamen, sementara gaya modern didominasi oleh bentuk geometris yang sederhana tanpa hiasan berlebihan. Namun, dalam rumah klasik modern, ornamen klasik disematkan dengan sentuhan yang lebih modern sehingga menciptakan harmoni antara kedua gaya tersebut.
Untuk menciptakan hunian yang nyaman dan indah dalam gaya rumah klasik modern, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Salah satunya adalah penataan perabotan yang sesuai dengan gaya ini untuk memperkuat kesan klasik. Selain itu, dekorasi dinding, plafon, dan lantai juga dapat menjadi elemen penting dalam menciptakan atmosfer klasik yang hidup dan menarik bagi rumah modern klasik.
Ciri-ciri arsitektur modern termasuk kemampuannya untuk menembus batasan budaya dan geografis, kecenderungan untuk merancang berdasarkan fungsi, penekanan pada kesederhanaan, dan penambahan ornamen yang dianggap tidak efisien dihindari. Arsitektur modern juga tidak memiliki ciri khas individu dari arsitek tertentu, sehingga desainnya cenderung seragam. Arsitektur modern juga sering menekankan penggunaan ruang dengan desain yang polos, sederhana, dan memiliki banyak bidang kaca lebar.
Sementara itu, ciri-ciri arsitektur klasik mencakup penggunaan ornamen yang melimpah di hampir setiap sudut bangunan, penggunaan kolom dan balok sebagai elemen utama, ukuran bangunan yang besar dan megah, serta pemanfaatan efek distorsi mata untuk menciptakan kemegahan dan keindahan.
Menurut Beny Wijaya, seorang arsitek terkemuka, tatanan interior klasik modern akan semakin nyata jika semua elemen pendukungnya ditata dengan baik. Gaya klasik masih dianggap mewakili selera desain kebanyakan masyarakat dan desain rumah modern klasik juga memiliki nilai jual yang tinggi. Rumah klasik modern cenderung bernilai eksklusif karena dapat dimodifikasi dengan gaya lainnya. Modifikasi tersebut mencakup penggunaan ornamen dan desain yang menonjolkan kesan modern sekaligus mewah, seperti penggunaan aksen marmer dan tiang tinggi.
Dalam dunia interior modern classic, gaya interior ini memadukan elemen klasik dan modern yang dramatis dan elegan. Perpaduan ini meliputi penggunaan material, perabotan, dan elemen lainnya. Gaya interior modern klasik memiliki ciri khas dalam pemilihan warna, yang meliputi warna terang seperti kuning, merah, emas, dan krem. Penggunaan warna gelap yang dipadukan dengan warna terang juga umum, misalnya emas atau krem yang dipadukan dengan coklat tua atau muda. Pada bagian atas ruangan, tatanan klasik biasanya menggunakan plafon dengan ukiran khas Romawi kuno, sementara untuk memberikan kesan modern, plafon polos berwarna putih sering digunakan.
Dalam rumah klasik modern, gaya klasik tidak ditampilkan sebagai sesuatu yang kuno, melainkan diberi sentuhan modern. Penggunaan warna yang berani dan permainan gaya warna yang lembut, seperti ungu dan abu-abu, merupakan contoh dari sentuhan modern yang diberikan pada gaya klasik.
Dalam kesimpulannya, rumah klasik modern adalah hasil dari penggabungan gaya klasik dengan sentuhan modern yang menciptakan harmoni estetika yang indah. Kombinasi ini memadukan keindahan ornamen klasik dengan desain yang sederhana dan polos dari gaya modern. Dalam gaya ini, sentuhan modern dapat memberikan nilai tambah dan eksklusivitas pada rumah. Dengan memperhatikan penataan interior dan dekorasi yang tepat, rumah klasik modern dapat menciptakan suasana yang elegan dan menawan, memberikan pengalaman tinggal yang istimewa bagi pemiliknya.
Rumah adat Lampung ternyata bermacam-macam bentuk dan sebutannya. Ada nuwou sesat, rumah tradisional lamban pesagi, dan rumah adat sukadana. Seperti apa sih bentuk dan ciri-cirinya? Berikut ini pembahasannya.
Mengutip buku rumah adat di Indonesia oleh DC Tyas, rumah adat masyarakat Lampung disebut dengan nuwou sesat. Nuwou sendiri artiya rumah dan sesat berarti adat. Nuwou sesat ini berdiri di atas tiang yang megah. Dahulu, bangunan ini merupakan balai pertemuan adat, dan tempat untuk bermusyawarah bagi pada pemimpin warga. Oleh karenanya, nuwou sesat juga disebut dengan sesat balai agung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam buku Mengenal Seni dan Budaya Indonesia oleh R Rizky dan T Wibisono, yang menjadi ciri khas dari rumah ini adalah adanya lambang garuda yang menjadi marga dari masyarakat Lampung. Rumah ini juga digunakan untuk kegiatan kemasyarakatan seperti musyawarah antar marga.
Mengenal Rumah Adat Lampung Beserta Keunikan, Gambar, dan Penjelasannya Singkat – Tidak dapat dipungkiri kalau Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keragaman budayanya.
Hal ini tercermin dari keberagaman suku dan budaya di tanah air, Indonesia memiliki setidaknya 300 kelompok etnis dan 1.340 suku.
Keragaman budaya yang berbeda membuat tiap daerah di Indonesia memiliki ciri khasnya masing-masing. Keragaman ini berupa suku, budaya, makanan tradisional, hingga rumah adat.
Salah satu provinsi Indonesia dengan budaya yang khas adalah Provinsi Lampung yang letaknya di ujung selatan pulau Sumatra.
Kebudayaan Lampung merupakan perpaduan dari kebudayaan Arab, India, dan Cina. Perpaduan budaya ini tidak terlepas dari pengaruh Lampung yang merupakan jalur perdagangan dunia, sehingga banyak pedagang asing yang singgah dan sering meninggalkan budaya dan tradisi.
Rumah adat merupakan warisan budaya yang perlu untuk kita jaga dan lestarikan bersama agar diketahui generus bangsa.
Bangunan tradisional ini mencerminkan tradisi masyarakat di suatu daerah, dan sebagai identitas suku bangsa.
Setiap daerah di Indonesia memiliki rumah adat yang merepresentasikan identitas suku masing-masing.
Salah satu rumah adat yang banyak menarik perhatian yakni rumah adat Lampung. Rumah adat lampung dikenal sebagai Nuwo Sesat.
Nuwo Sesat bermakna rumah adat, hingga saat ini rumah adat ini tetap menjadi kebanggan masyarakat lampung dan dilestarikan hingga kini.
Jika berkunjung ke Lampung kamu dapat mudah menemukan rumah adat Nuwo Sesat, namun bukan rumah untuk ditinggali saat ini rumah adat satu ini dialihfungsikan oleh masyarakat Lampung dan digunakan sebagai tempat berkumpul maupun tempat untuk bermusyawarah.
Dahulu, rumah adat lampung berfungsi sebagai tempat pertemuan masyarakat adat, seperti purvatin, atau perimbangan adat.
Bentuknya sendiri menyerupai rumah panggung dan terbuat dari kayu dan dengan anyaman ilalang pada bagian atap.
Namun kini, penggunaan atap ilalang sudah diganti dengan genteng agar bisa melindungi rumah adat atap secara optimal.
Nama-nama Rumah Adat Riau beserta Keunikan, Sejarah Singkat, dan Gambarnya Lengkap
Macam-macam Rumah Adat Lampung
Kami mengkategorikan rumah adat dari Lampung ke dalam enam macam. Ada yang digunakan untuk rumah tinggal, rumah tetua, hingga rumah sementara.
Baca juga : 9 Rumah Adat Jawa Timur dan Filosofinya
Semuanya sudah ada sejak zaman dulu, dan kini masih dilestarikan atau bisa kamu lihat di museum atau wilayah tinggal masyarakat Lampung yang masih kental dengan budaya tradisional.
Balak adalah rumah adat yang digunakan untuk tempat tinggal kepala adat. Inilah yang tadi disebut dengan Lambahan Gedung. Penamaan tersebut diberikan, dengan catatan, jika pemilik rumah merupakan penyimbang marga atau keturunan dari tokoh dari marga tertentu yang ditetuakan. Sehingga, rumah adat disebut sering dimanfaatkan sebagai Bandar (marga) Agung.
Baca juga : 7 Rumah Adat Sulawesi Selatan, Masih Dilestarikan Hingga Kini
Jika bukan dari keturunan tertentu, pemilik rumah adat balak di masa lalu merupakan orang-orang kaya. Tidak mengherankan jika ukurannya lebih besar daripada rumah orang Lampung pada umumnya.
Umumnya, tipe rumah balak menggunakan model segi empat. Ada yang disebut Pesagi dan Mahanyuk’an. Pesagi merupakan rumah adat berbentuk persegi empat, sedangkan mahanyuk’an berbentuk persegi panjang.
Baik Lamban/Nowou/Lambahan Balak Pesagi maupun Mahanyuk’an, memiliki karakteristik yang sama. Rata-rata, rumah-rumahnya sudah sangat tua karena ditinggal oleh pewarisnya pergi ke kota. Sehingga dijadikan museum atau tempat pusaka. Salah satunya bisa kamu lihat di Pekon Kenali (Pesagi) dan di Pagardewa (Mahanyuk’an).
Baca juga : Rumah Adat Betawi Beserta Filosofinya, yang Penting Untuk Diketahui
Meski tampak sederhana, rumah adat beserta area serambi dan pekarangan terdiri dari 15 ruang untuk memenuhi kebutuhan harian yang beragam. Ada yang digunakan untuk menyimpan hasil bumi, tempat mencuci kaki, tempat istirahat/menerima tamu, ruang bermusyawarah, dan lain sebagainya.
Tidak bermakna negatif seperti yang didefinisikan kamus, Sesat merupakan rumah adat yang dikhususkan untuk tempat bermusyawarah terkait hal-hal yang berhubungan dengan adat.
Baca juga : Polisi Tangkap Pembunuh Guru di Mesuji
Berbeda dengan rumah Balak yang dijadikan tempat musyawarah terkait permasalahan dengan kerabat dekat, Surat terbuka untuk siapapun bagi mereka yang ingin bermusyawarah dengan warga setempat.
Rumah adat Sesat berbentuk persegi panjang membentuk huruf T dengan tiang besar hingga mencapai 3 meter. Seiring perkembangan peradaban, rumah Sesat tidak lagi dibangun dengan tiang yang menjulang. Dikarenakan sudah tidak lagi khawatir dengan keberadaan binatang buas maupun kelompok tertentu seperti zaman dahulu.
Jika pun ciri khas ini masih dilestarikan, maka sudah pasti rumah tersebut merupakan rumah pusaka sebagai cagar budaya pemerintah. Salah satunya bisa kamu temukan di daerah Tulang Bawang tengah.
Baca juga : PT Timah Dukung Pembangunan Rumah Adat Sentana Jering Amantubillah
Karena fungsinya sebagai ruang musyawarah, Sesat tidak memiliki banyak ruangan. Beberapa di antaranya yaitu anjung sebagai “serambi” untuk pertemuan kecil dan “gajah merem” untuk tempat para penyimbang beristirahat.
Selain untuk bermusyawarah, Sesat juga menjadi tempat untuk pertemuan acara bujang-gadis, menikmati hiburan tarian dan nyanyian, dan upacara adat Lampung lainnya.
Baca juga : 5 Senjata Tradisional Lampung Populer yang Wajib Kamu Ketahui
Pemanohan adalah rumah adat yang difungsikan sebagai tempat penyimpanan. Bukan tempat penyimpanan biasa, melainkan tempat penyimpanan benda-benda pusaka. Benda-benda ini diyakini berkekuatan sakti sehingga ditaruh di rumah adat khusus yang dinamakan Pemanohan.
Beberapa benda pusaka yang ditaruh di Pemanohan yakni bedang minak. Pedang tersebut bisa bergerak-gerak jika pemakainya sedang dalam bahaya, semisal diserang hewan buas.
Maka dari itu, bentuknya lebih sederhana dibanding Balak dan Sesat. Biasanya, Pemanohan dibuat dari atap ijuk dan memiliki pekarangan luas. Ada juga yang berupa kemasi galung, yakni sebuah tombak sakti yang bisa melompat dari atap rumah panggung ke bawah tanah tanpa harus menuruni tangga.
Baca juga : Kopnuspos Gelar Program Berbagi Kebahagiaan Bersama Pensiunan di Lampung
Lainnya yakni ada umbul “KO” (batu sakti dari hati manusia), batu ilahan (batu penyembuh penyakit), dan terbangan (rebana genderang perang). Meski tampaknya unik, benda-benda tersebut tidak dijadikan sebagai hiasan rumah, namun disimpan dalam rumah adat Pamanohan.
Melihat fungsinya yang sangat krusial sebagai tempat penyimpanan benda-benda pusaka yang bernilai mistis dan berharga bagi masyarakat lampau Lampung, tidak mengherankan jika rumah Sesat masih dijaga kelestariannya.
Baca juga : Kecelakaan Beruntun di Bakauheni, Sopir Bus Eva Star Tersangka
Sapeu tergolong sebagai rumah adat tradisional Lampung untuk tempat tinggal sementara. Sapeu sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, tergantung dari penggunaannya.
Pertama, bernama Kubu/Kubuw/Petaruan. Meski tergolong seperti bangunan darurat, namun bangunan ini juga digolongkan sebagai rumah adat. Fungsinya yaitu untuk tempat berlindung di ladang-ladang, tanpa dinding, dan berukuran 2 meter.
Kedua, jenis rumah tradisional adat Kapalas dengan atap dari alang-alang. Biasanya, digunakan untuk tempat menjaga padi.
Baca juga : Kecelakaan Beruntun di Pelabuhan Bakauheni, Satu Meninggal
Terakhir merupakan Sapeu terpopuler yang dikenal dengan nama Anjung. Bentuknya seperti rumah tinggal biasa, dengan pola rumah memanjang kotak, tiang tangga antara 1,5-2 meter, dan terdapat ruangan-ruangan yang lengkap.
Sama seperti rumah adat sebelumnya, Walai juga difungsikan untuk tempat penyimpanan. Tapi khusus untuk menyimpan padi yang dikenal dengan lumbung padi atau Balai. Bisa dibilang, bangunan ini termasuk ke dalam area rumah tinggal. Tepatnya, dibangun di belakang rumah tinggal.
Baca juga : Ratusan Rumah di Natar Lampung Selatan Terdampak Banjir
Tempat penyimpanannya ditaruh di tempat khusus terpisah dari rumah guna menjaga udara sekitar tetap terjaga dari polusi yang ditimbulkan oleh debu-debu kulit padi. Pemisahan seperti ini juga cukup efektif untuk meminimalisir gangguan ayam saat sedang menjemur padi.
Walai tidak banyak memiliki bagian ruangan. Hanya terdiri dari dua ruangan, yaitu untuk melepas bulir padi dan simpan padi.
Walaupun tidak semuanya semewah rumah panggung Sumatera, justru arsitektur yang fungsional dan berfilosofi mendalam cukup mencerminkan kepintaran dan kebijaksanaan para leluhur Lampung dalam menata kehidupan sosial. Baik dengan manusia, yang diyakini sebagai pemegang kendali dunia, serta alam.
Bandar Lampung, IDN Times - Buat kamu warga Provinsi Lampung dan luar provinsi lain, sudah tahu belum kalau masyarakat adat Lampung punya beberapa jenis rumah adat?.
Masyarakat adat tergabung dalam dua kelompok adat yaitu Pepadun dan Saibatin ini, punya 5 jenis rumah adat. Masing-masing jenisnya terbagi berdasarkan etnis yang mendiami rumah tersebut, termasuk peruntukkan fungsi berbeda-beda.
Nah sungguh menarik kan? Yuk simak, IDN Times coba mengulas beragam jenis rumah adat milik masyarakat Provinsi Lampung.
Rumah jenis Nuwo Sesat seringkali disebut sebagai Sesat Balai Agung. Nuwu Sesat diartikan sebagai balai digunakan untuk melakukan berbagai kegiatan adat, semisal pertemuan para penyeimbang adat atau biasa disebut Purwatin.
Nuwu Sesat merupakan rumah panggung terbagi menjadi beberapa ruang dengan fungsi berbeda, diantaranya mulai dari Ijan Geladak (tangga miliki atap), Anjungan (ruang pertemuan), Ruang Paseban (tempat musyawarah), Ruang Tetabuhan (tempat penyimpanan alat musik tradisional), hingga Ruang Gajah Merem (tempat istirahat penyimbang).
Nuwou Balak adalah rumah memiliki struktur rumah panggung. Bahan bangunan utama pembuatan rumah ini berupa kayu mulai dari lantai, tiang, dinding hingga atap.
Selain itu, rumah jenis ini disebut juga dengan Balai Keratun yang dihuni oleh keluarga para kepala dan petinggi adat di lingkungan sekitar loh.
Nuwu Balak terbagi menjadi beberapa area seperti Lawang Kuri, Lapang Agung, Kebik Temen, Kebik Rangek, Kebik Tengah, hingga garang hadap (tempat mencuci kaki). Biasanya, dapur di rumah adat ini terletak pada bagian belakang rumah dan terpisah dari bangunan induk, tapi tetap ada penghubung berupa jembatan kecil mengarah ke dapur.
Baca Juga: Mengenal Rumah Adat Lampung Lamban Pesagi, Tangga dan Kamar Sarat Makna
Nuwo Lunik adalah rumah adat Lampung seringkali digunakan oleh masyarakat umum, itu dikarenakan memiliki model bangunan lebih simple dengan ukuran lebih kecil dibanding Nuwo Balak. Oleh karenanya, Nuwo Lunik identik lebih sederhana karena hanya memiliki beberapa kamar tidur.
Selain itu, rumah adat Nuwou Lunik tidak mempunyai beranda seperti rumah adat lain, kendati tetap terdapat bagian serambi dan tangga terletak berada pada bagian depan atau pintu masuk rumah.
Lamban pesagi merupakan rumah adat yang ditetapkan sebagai situs rumah tradisional Pesagi, ini berdasarkan Undang-Undang RI No.5 Tahun 1992 oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Lamban Pesagi merupakan rumah tradisional masyarakat adat Lampung yang masih tersisa dan menjadi salah satu aset warisan budaya harus terus dijaga keberadaannya.
Kediaman jenis ini lebih sering atau mudah dijumpai di Kabupaten Lampung Barat hingga Pesisir Barat.
Lamban Balak merupakan kepemilikan rumah adat dari kelompok Saibatin. Rumah adat jenis ini umumnya bisa ditemukan di wilayah pesisir Lampung seperti Pulau Tabuan, Kecamatan Cukuh Balak, Tanggamus.
Di zaman dahulu, Lamban Balak dibuat dengan atap ijuk dan lantainya berasal dari bambu atau papan. Kayu dipakai adalah kayu jenis klutum, bekhatteh, serta belasa. Sama seperti rumah adat pada umumnya, rumah ini berfungsi sebagai tempat tinggal.
Banyak hal positif mempelajari adat istiadat tiap daerah di Indonesia termasuk Provinsi Lampung. Apalagi rumah adat di Lampung ternyata ada beragam dan peruntukkan fungsi berbeda-beda.
Baca Juga: Rekomendasi Villa Nyaman dan Terkenal untuk Staycation di Lampung!
Rumah adat Lampung dikenal dengan sebutan Nuwo Sesat atau Balai Agung.
Dalam bahasa daerah setempat, "Nuwo" berarti rumah atau tempat tinggal dan "Sesat'" bermakna musyawarah.
Mengutip dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nuwo Sesat adalah tempat pertemuan adat para perwatin (penyimbang) ketika mengadakan pepung adat (musyawarah).
Rumah adat Lampung ini terbentuk dari sejarah panjang masyarakat Lampung.
Yuk, Moms, simak keunikan rumah adat Lampung berikut ini!
Baca Juga: 7+ Makanan Khas Lampung yang Tidak Boleh Dilewatkan, Nikmat!
Keunikan Rumah Adat Lampung
Sama halnya dengan rumah adat di tiap daerah. Rumah adat Lampung juga memiliki keunikannya sendiri di antaranya :
Jenis-jenis Rumah Adat Lampung Nuwo Sesat
Selain memiliki desain dan model rumah yang unik, rumah adat Lampung Nuwo Sesat juga memiliki beberapa jenis lho!
Berikut jenis-jenis rumah adat Nuwo Sesat diantaranya :
Bagian-bagian Rumah Nuwo Sesat
Melansir dari Mengenal Seni dan Budaya & Indonesia (2012) karya R. Rizky , T.Wibison, Nuwo Sesat berbentuk panggung dan terbuat dari kayu.
Salah satu ciri khas Nuwo Sesat ialah adanya lambang burung Garuda sebagai simbol marga masyarakat Lampung.
Rumah adat Lampung Nuwo Sesat ini terbagi menjadi beberapa bagian yakni:
Anjungan adalah serambi yang digunakan sebagai tempat pertemuan kecil.
Sedangkan pusiban merupakan ruang dalam rumah yang digunakan sebagai tempat bermusyawarah atau pertemuan resmi.
Ruang tetabuhan merupakan tempat menyimpan alat musik tradisional.
Ruangan ini digunakan untuk tempat istirahat untuk para penyimbang.
Ijan geladak adalah tanggal yang terletak di depan rumah dan dilengkapi dengan atap rumah adat yani Rurung Agung.
Baca Juga: Museum Lampung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuknya
Lamban Pesagi (Lampung Barat)
Mengutip laman Patrawidya Kemdikbud, rumah lamban pesagi merupakan rumah adat yang ditetapkan sebagai situs rumah tradisional Pesagi berdasarkan UU RI No.5 Tahun 1992 oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Lamban Pesagi merupakan rumah tradisional masyarakat Lampung yang masih tersisa dan menjadi aset warisan budaya yang harus terus dijaga keberadaannya.
Memiliki Bangunan yang Bertingkat
Rumah adat Lampung memiliki konstruksi bangunan bertingkat atau rumah panggung.
Dibuat sedemikian rupa agar tuan rumah terhindar dari gangguan hewan buas, banjir, maupun sergapan musuh.
Selain itu, dalam aspek kesehatan, rumah panggung membantu sirkulasi udara jadi lebih baik dibandingkan rumah dengan tiang rendah.
Sehingga, udara di dalam rumah jadi lebih sejuk.
Tak hanya itu, cara ini juga efektif untuk membuat air terserap ke dalam tanah dengan baik untuk mengantisipasi banjir saat musim hujan.
Baca Juga: Mengenal Prosesi Pernikahan Adat Lampung dan Maknanya
Memiliki beberapa bagian
Rumah adat Nuwo Sesat memiliki beberapa bagian dengan fungsi yang berbeda-beda. Seperti pusiban, serambi, ruang tetabuhan, ruang gajah merem, ijen gladak, dan tebik tengah.
Pusiban digunakan sebagai tempat musyawarah, serambi digunakan untuk mengadakan pertemuan kecil, tetabuhan menyimpan alat, ruang gajah merem sebagai tempat istirahat, ijen gladak untuk tangga masuk dengan atap, serta tebik tengah yang digunakan untuk tempat tidur anak.
Nuwo Sesat Balai Agung
Jenis rumah adat Nuwo Sesat yang pertama yaitu Sesat Balai Agung yang juga merupakan sebagai ikon.
Sesat Balai Agung digunakan sebagai tempat melakukan pertemuan oleh para penyimbang adat atau dikenal juga sebagai purwatin, tempat ini digunakan untuk musyawarah pepung di balai agung.
Ketika memasuki rumah ini kamu akan melewati jambat agung atau tangga, yang di sepanjang tangga terdapat payung berwarna putih, kuning, dan merah. Ini melambangkan kesatuan oleh masyarakat Lampung.
Payung putih ini juga memiliki arti tingkat marga , sedangkan payung kuning sebagai tingkat kampung, dan payung merah sebagai lambang tingkat suku di Lampung.
Rumah ini, juga memiliki lambang burung garuda yang dipercaya masyarakat Lampung sebagai kendaraan yang digunakan Dewa Wisnu pada zaman dahulu.
Nuwo Balak, yang berarti “rumah besar”, adalah sebuah bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal kepala suku.
Rumah berukuran 30 x 15 meter ini memiliki beranda untuk bersantai. Bangunan utama Nuwo Balak juga terbagi menjadi beberapa ruangan. Dengan dua ruang pertemuan, satu ruang keluarga, dan delapan kamar tidur.
Nuwo Lunik yang berarti “rumah kecil”, merupakan bangunan yang sering digunakan oleh masyarakat biasa.
Karena ukurannya yang lebih kecil, rumah ini menjulang tanpa dilengkapi beranda rumah. Bangunan utama memiliki berbagai kamar tidur dan dapur yang menyatu pada bangunan utama. Kemudian atapnya berbentuk perahu terbalik.
9 Rumah Adat Papua beserta Nama, Keunikan, Ciri-ciri, dan Gambarnya Lengkap!