Video Atas Bulan Tersebar Di Indonesia
Hewan Endemik di Pulau Sumatera
Sesuai dengan namanya, hewan endemik yang mempunyai nama latin Panthera Tigris Sumatrae ini menjadi spesies endemik asli dari Pulau Sumatera dan masih bertahan hidup hingga saat ini. Ciri utama dari harimau sumatera adalah ukuran tubuhnya yang mana lebih kecil dibandingkan jenis harimau pada umumnya, serta memiliki corak loreng hitam gelap.
Berhubung jenis harimau ini adalah hewan endemik, maka harimau sumatera hanya di hidup Pulau Sumatera saja, yang biasanya berhabitat di hutan dataran rendah dan hutan pegunungan. Hingga saat ini, jumlah populasinya hanya tinggal sekitar 400 ekor saja. Untuk menghindari kepunahan akibat perburuan liar, maka kebanyakan harimau sumatera di ditempatkan di Cagar Alam dan Taman Nasional. Kemudian, sekitar 250 ekor hidup di berbagai kebun binatang yang tersebar di seluruh dunia.
Harimau sumatera juga termasuk dalam daftar hewan dilindungi oleh pihak pemerintah Indonesia, berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Perlu Grameds ketahui bahwa sebagai salah satu satwa yang terancam punah, 5 spesies badak yang ada di dunia, 2 diantaranya hidup di Indonesia, yakni Badak Sumatera dan Badak Jawa.
Badak Sumatera dengan nama latin Dicerorhinus Sumatrensis menjadi satu-satunya badak Asia yang memiliki dua cula. Sayangnya, saat ini keberadaannya menjadi punah akibat perburuan liar untuk diambil culanya. Cula badak sumatera ini dipercaya dapat menjadi obat tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit, meskipun sebenarnya tidak ada penelitian ilmiah yang terkait akan kepercayaan tersebut. Ditambah lagi, susunan dalam cula badak itu serupa dengan kuku dan rambut manusia, sehingga jelas tidak memiliki khasiat penyembuhan apapun.
Populasinya saat ini hanya kurang dari 80 ekor saja dan rata-rata tersebar di wilayah Taman Nasional Bukit Barisan, Taman Nasional Gunung Leuser, dan Taman Nasional Way Kambas. Habitat badak sumatera kebanyakan adalah di daerah berbukit yang dekat air, hutan hujan tropis, hutan lumut pegunungan, hingga daerah pinggiran hutan.
Beruntungnya, pada 24 Maret 2022 lalu, seekor badak sumatera bernama Rosa yang ada di Taman Nasional Way Kambas, Provinsi Lampung, berhasil melahirkan anak berjenis kelamin betina. Kelahiran ini tentu saja menambah jumlah populasi badak sumatera yang ada di taman nasional tersebut.
Hewan Endemik di Pulau Papua
Hewan Endemik di Pulau Jawa
Keberadaan harimau jawa ini dapat disebut sebagai punah sebab telah diumumkan secara resmi oleh pihak International Union for Conversation Nature. Jenis harimau dengan nama latin Panthera Tigris Sondaica ini telah dinyatakan punah pada tahun 1980-an. Bahkan, harimau jawa yang terakhir terlihat ada di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur, itu pun pada tahun 1976.
Punahnya hewan endemik ini disebabkan karena perburuan liar yang dilakukan secara bar-bar. Meskipun pada tahun 1990-an, telah banyak laporan mengenai kemunculan harimau jawa ini, tetapi tidak dapat dilakukan verifikasi lebih lanjut. Kemudian pada tahun 1998, di Universitas Gadjah Mada (UGM), pernah melakukan sebuah seminar nasional yang menyepakati bahwa peneliti harus melakukan peninjauan kembali atas klaim punahnya hewan endemik ini. Hal tersebut karena banyak bukti yang ditemukan dan berkaitan dengan “kembalinya harimau jawa” ini.
Sebenarnya, keberadaan badak jawa tidak hanya berhabitat di pulau Jawa saja, tetapi juga di negara Vietnam, Laos, Kamboja, hingga Thailand. Namun, di Vietnam pada tahun 2010, populasi dari hewan endemik ini dinyatakan telah punah. Sementara di Pulau Jawa, terutama di Taman Nasional Ujung Kulon, keberadaan badak jawa juga terbatas.
Pada tahun 2017, jumlahnya sekitar 67 ekor saja yang tersebar di Semenanjung Ujung Kulon. Daerah sebaran tersebut sesuai dengan habitatnya yang berupa daerah dataran rendah dengan cukupnya sumber air dan pangan.
Hewan endemik dengan nama latin Panthera Pardus ini juga memiliki nama lokal yakni macan kumbang. Apabila dibandingkan dengan macan tutul lainnya, hewan endemik ini memiliki ukuran yang lebih kecil dan indra penglihatan serta penciumannya yang tajam. Sayangnya, macan tutul jawa saat ini tengah berada di ambang kepunahan akibat pemburuan liar.
Pada tahun 2008, populasi dari macan tutul jawa hanya 250 ekor saja. Sebagian besar populasinya dapat ditemukan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat.
Apakah Grameds tahu jika lambang negara Indonesia yakni Garuda itu adalah penjelmaan dari elang jawa? Sebenarnya, Burung Garuda yang berukuran besar itu tidak ada di dunia nyata, sebab merupakan hewan mitologi. Namun, burung Garuda dapat kita lihat kok sebab merupakan penjelmaan dari elang jawa.
Sayangnya, hewan endemik yang sekaligus menjadi penjelmaan lambang negara Indonesia ini justru semakin langka untuk ditemukan. Padahal, hewan endemik dengan nama latin Nisaetus Bartelsi ini keunikan berupa jambulnya yang menonjol sekitar 2-4 helai dengan panjang 12 cm. Apalagi ketika mengepakkan sayapnya secara kuat, elang jawa ini akan memiliki kemampuan terbang tinggi sehingga nampak gagah dan jantan.
Pada 6 Januari 2022 lalu, seekor kukang jawa dengan nama latin Nycticebus Javanicus ini dilepasliarkan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Sebelumnya, hewan endemik tersebut ditemukan oleh masyarakat di kawasan pemukiman. Atas kesadaran masyarakat mengenai pelestarian hewan endemik, maka hal tersebut patut untuk diapresiasi.
Kukang jawa merupakan salah satu jenis primata yang hidup secara nokturnal alias aktif mencari mangsa ketika malam hari. Ciri khas dari primata ini adalah adanya kelenjar racun yang ada di bawah ketiaknya, berfungsi sebagai pertahanan dari predator yang hendak memangsanya.
Saat ini, kebanyakan kukang jawa tersebar di kawasan taman nasional, cagar alam, atau suaka margasatwa. Hal tersebut karena hewan endemik ini telah masuk dalam daftar hewan langka sehingga harus dilindungi, terlebih dengan adanya aturan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Lokasi Service Center Polytron EV
Nah, itulah informasi lengkap mengenai 61 gerai service center resmi Polytron EV yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan jaringan service center yang semakin luas, Polytron berkomitmen untuk memberikan kemudahan dalam perawatan dan servis kendaraan listrikmu. Jika kamu membutuhkan bantuan, jangan ragu untuk mengunjungi service center terdekat atau menghubungi Polytron Service Center (PSC) melalui WhatsApp di 085321005100 atau telepon ke 1500833 untuk mendapatkan layanan lebih lanjut. Terima kasih atas kepercayaanmu pada Polytron, dan semoga perjalananmu dengan Polytron EV selalu lancar!
TRIBUNNEWS.COM - Holywings merupakan bisnis usaha yang bergerak di bidang food and beverage.
Hingga saat ini, terdapat tiga jenis usaha Holywings, yakni Holywings Bar, Holywings Club, dan Holywings Restaurant.
Holywings sendiri didirikan oleh PT Aneka Bintang Gading pada tahun 2014.
Baca juga: Eks Jubir Habib Rizieq Ajak Umat Nasrani untuk Proses Hukum Holywings soal Promosi Miras Gratis
Siapa pemilik Holywings?
Co-Founder Holywings adalah Ivan Tanjaya (33 tahun).
Sementara itu, Hotman Paris dan Nikita Mirzani resmi menjadi pemegang saham Holywings pada bulan Mei 2021.
Selain sebagai pemegang saham, Hotman juga ditunjuk menjadi pengacara bisnis usaha bar-resto tersebut.
Menurut Ivan, Holywings tercipta setelah bisnis kedai nasi gorengnya di kawasan Kelapa gading, Jakarta Utara terus mengalami kerugian.
Saat memberikan keterangan atas pembelian saham Holywings, Hotman mengatakan, dirinya dan Nikita bakal turut serta dalam pembangunan beach club terbesar di Asia.
"Yang jelas sekarang Holywings sudah ada 30 (outlet) dan proyek terbesar nanti di Bali yang akan dibangun beach club terbesar di Asia. Di situ Nikita dan Hotman Paris ikut," ujar Hotman dalam video yang diunggah dalam akun Instagram pribadinya, Jumat (7/5/2021).
Di sisi lain, Holywings juga bakal melakukan ekspansi bisnis dengan membuka outlet baru di seluruh Indonesia.
Bahkan kala itu ia mengatakan, target jumlah outlet Holywings pada tahun 2021 akan mencapai 50 outltet yang tersebar di seluruh Indonesia.
1. Holywings Karang Bunga, Bandung
Berikut ini adalah tips merawat motor listrik agar tetap prima.
Cara pertama yang terpenting adalah mengisi baterainya secara rutin walau tidak digunakan. Hal ini mesti kamu lakukan, tidak boleh terlewati, kendati kendaraan jarang kamu gunakan namun baterai tetap harus di-charge setidaknya setiap minggu agar performanya tetap terjaga. Mengisi ulang daya baterai dalam kondisi yang sangat rendah dengan indikator di bawah 20% akan mempengaruhi kinerja dan umur baterai.
Bagi kamu yang terbiasa mencuci motor di tempat pencucian motor maka kamu harus memastikannya kepada pegawai disana bahwa motor yang kamu cuci adalah motor listrik yang perlu penangan sedikit berbeda, yaitu beritahukan bahwa semprotan air berdaya kuat tidak boleh mengenai komponen baterai ataupun slot kelistrikannya, pastikan pada bagian tersebut tidak dibuka dan tidak terkena air. Atau pun kamu bisa mencucinya sendiri dirumah dengan basuhan air bersih dan sabun.
Seperti halnya motor berbahan bakar bensin, jangan melewati banjir yang tinggi melebihi ketinggian soket kelistrikan. Hal ini sangat berbahaya untuk komponen baterai dan kelistrikan. Beda halnya jika melewati genangan air yang tidak tinggi, maka hal ini masih bisa di tolerir.
Jika motor tidak digunakan dalam waktu yang lama maka kami sarankan untuk melepas baterainya dan mengisi baterai power-nya dengan penuh. Kamu bisa pasangkan kembali jika unit ingin digunakan. Mengapa demikian? Karena untuk menghindari self discharge yaitu aliran listrik yang masih mengalir walau kendaraan tidak digunakan sehingga aliran listrik terpakai dan membuat kondisi baterai lembab.
Suara pada motor listrik sangat halus, bagi pengguna baru perlu memahaminya karena motor melaju tanpa suara. Berkaitan dengan ini maka kamu disarankan untuk mengecek bagian pengereman dengan rutin agar sistem rem berjalan optimal ketika motor digunakan.
Hal ini untuk antisipasi agar ketika kamu berada di dalam perjalanan senantiasa aman dan nyaman karena kamu memahami tutorialnya cara menangani masalah di perjalanan.
Kamu bisa membawanya ke POLYTRON Service Center (PSC) terdekat yang ada di kota kamu. POLYTRON memiliki lebih dari 50 gerai servis center di Indonesia. Atau kamu bisa menghubungi telepon 1500833, nomor layanan pesan WhatsApp 085321005100.
POLYTRON Service Center
Bagi kamu yang ingin mengetahui lokasi POLYTRON Service Center (PSC), kamu bisa mengunjungi laman www.polytron.co.id untuk informasi lengkap. Singkatnya, PSC sudah tersebar di seluruh nusantara, mulai dari Aceh hingga Papua, jumlah totalnya berkisar lebih dari 50 gerai. Terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, NTT, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Untuk kota pelayanan POLYTRON Service Center bisa klik disini!
BACA JUGA: Motor Listrik POLYTRON Fox-R Terapkan Sistem Sewa Baterai, Apa Manfaatnya?
Orangutan Sumatera
Sumatran orang utan (Pongo abelii) female ‘Suma’ swinging through the trees with male baby ‘Forester’ (part of baby snatching story) Gunung Leuser NP, Sumatra, Indonesia
Di Indonesia, terdapat tiga spesies orangutan sebagai hewan endemik, yakni orangutan sumatera, orangutan kalimantan, dan orangutan tapanuli. Ketiga spesies ini termasuk dalam daftar hewan dilindungi sebab hutan tempat tinggal mereka selalu menjadi sasaran pembabatan hutan secara liar.
Orangutan sumatera dengan nama latin Pongo Abelii ini memiliki ukuran lebih kecil daripada orangutan kalimantan, yakni tinggi sekitar 4,6 kaki dan berat 200 pon saja. Orangutan sumatera justru memiliki perilaku lebih bersosial dibandingkan dengan orangutan kalimantan, yang mana lebih suka berkumpul untuk makan sejumlah buah di dekat pohon secara bersama-sama.
Saat ini, terdapat 13 kantong populasi orangutan yang tentu saja berada di Pulau Sumatera, yang mana hanya tiga kantong tersebut memiliki sekitar 500 ekor dan tujuh kantongnya memiliki 250 ekor. Pada 31 Mei 2022 lalu, seekor orangutan sumatera berusia 3 tahun bernama Kaka diserahkan oleh warga Bogor kepada pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera, guna dipulangkan ke habitat aslinya.
Monyet kedih menjadi primata asli alias hewan endemik yang terdapat di Pulau Sumatera, khususnya di Sumatera Utara. Monyet kedih dengan nama latin Presbytis Thomasi ini memiliki ekspresi yang tenang dan termasuk pada hewan pemalu. Penyebaran primata ini adalah di kawasan hutan Aek Nauli sampai Suaka Margasatwa Rawa Singkil di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Secara alami, monyet kedih hidup secara berkelompok yakni sekitar 10 ekor, yang meliputi 1 jantan dan 6 betina, sisanya adalah anak-anak mereka. Monyet kedih memiliki perilaku yang khas, yakni suara vokal kuat dari masing-masing kelompoknya. Sehingga dapat disebut juga bahwa monyet kedih akan mengenali anggota kelompoknya berdasarkan suara vokal tersebut.
Gajah Sumatra dengan nama latin Elephas Maximus Sumatranus ini memiliki ukuran yang lebih kecil daripada gajah afrika. Kebanyakan gajah sumatera ditangkarkan di Way Kambas Lampung, tetapi ada juga yang dikembangbiakkan di Tangkahan, Langkat. Menurut survey pada tahun 2007, jumlah populasi dari gajah sumatera yang tersisa adalah sekitar 2.400-2.800 ekor, tetapi jumlahnya semakin menurun akibat perburuan liar yang marak terjadi akhir-akhir ini.
Orangutan Kalimantan (Orangutan Borneo)
Adult male Bornean orangutan (Pongo pygmaeus) in rainforest canopy, Gunung Palung National Park, Borneo, West Kalimantan, Indonesia
Orangutan kalimantan dengan nama latin Pongo Pygmaeus ini hidup di Pulau Kalimantan, yang mana mencakup wilayah Kalimantan Barat dan Serawak (Malaysia). Habitatnya berupa daerah hutan hujan tropis yang cocok dengan keadaan di Pulau Kalimantan, terlebih lagi kebiasaannya yang membuat sarang dari dedaunan di pepohonan lebat.
Sebenarnya, morfologi dari orangutan kalimantan ini tidak jauh berbeda dengan orangutan sumatera, yakni termasuk hewan diurnal (aktif di siang hari) dan arboreal (hidup di pepohonan). Tubuh hewan endemik ini umumnya diselimuti rambut merah kecoklatan dengan kepala yang lebih besar dan posisi mulut yang tinggi. Pada orangutan jantan, memiliki benjolan di kedua sisi wajahnya.
Sayangnya, spesies hewan endemik ini telah masuk dalam status endangered alias terancam punah sejak tahun 1994. Maka dari itu, pihak pemerintah menetapkan adanya UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya untuk menjaga orangutan kalimantan dari kepunahan, terutama yang disebabkan oleh kerusakan hutan dan perburuan liar.
https://upload.wikimedia.org/
Burung Rangkong Papan dengan nama latin Buceros Bicornis ini apabila dewasa dapat berukuran panjang hingga 160 cm. Biasanya, rangkong papan betina memiliki ukuran lebih kecil dari rangkong papan jantan. Untuk membedakan keduanya, cukup melihat dari warna matanya saja, yakni mata biru untuk burung betina sementara warna merah untuk burung jantan.
Makanan utama dari hewan endemik ini adalah serangga, cacing, siput, amfibi, hingga kepiting. Tidak jarang pula mereka akan mengonsumsi buah-buahan, salah satunya adalah buah pala dan buah drupa. Apabila ukuran mangsanya lebih besar, maka akan dibenturkan terlebih dahulu pada dahan pohon dan melunakannya di dalam paruh, lalu baru ditelan.
Sayangnya, burung endemik ini semakin punah karena maraknya penebangan pohon dan pembukaan lahan secara besar-besaran. Terlebih lagi adanya kepercayaan akan dagingnya yang dapat dikonsumsi sebagai obat tradisional membuat perburuan liar burung rangkong papan semakin bar-bar.
https://mangrovemagz.com/
Apakah Grameds tahu bahwa hewan endemik yang satu ini ternyata merupakan maskot dari taman hiburan Dunia Fantasi (Dufan) yang terletak di Jakarta? Yap, dengan ciri khas hidung besar, monyet bekantan juga dijuluki sebagai “monyet belanda” oleh penduduk setempat. Monyet bekantan tidak membuat sarang khusus untuk tempatnya tidur, sehingga untuk istirahat hanya mencari pohon di sekitar tepi sungai saja.
Keberadaan monyet bekantan masih tersebar di hutan-hutan Pulau Kalimantan, terutama di Taman Nasional Tanjung Puting. Namun meskipun demikian. monyet bekantan juga rentan akan kepunahan, sebab hutan mangrove semakin rusak akhir-akhir ini. Terlebih lagi adanya kebakaran hutan tentu saja mengancam populasi monyet bekantan sebagai hewan endemik Indonesia.
Ikan Pesut Mahakam
Ikan pesut mahakam alias Irrawaddy Dolphin ini disebut-sebut sebagai lumba-lumba sungai sejati, sebab berhabitat di sungai alias air tawar. Padahal sebenarnya, terdapat beberapa perbedaan antara ikan pesut mahakam dengan lumba-lumba, mulai dari bentuk moncongnya, bentuk kepala, hingga habitat aslinya.
Di Kalimantan, ikan pesut mahakam selalu menjadi “lakon” dalam cerita rakyat maupun legenda setempat. Sayangnya, saat ini populasi hewan endemik ini semakin punah, sebab adanya aktivitas ponton, baik dari perusahaan perkebunan kelapa sawit maupun tambang batu bara.
Hewan Endemik di Pulau Sulawesi
Burung Maleo biasanya hidup di hutan tropis dataran rendah yang ada di Sulawesi Tengah dan Gorontalo, terutama di kawasan Taman Nasional Lore Lindu populasi hewan endemik ini sekitar 320 ekor. Ciri khas dari burung maleo berupa adanya tonjolan di bagian kepala, ukuran telur yang besar, dan tidak suka untuk mengerami telurnya.
Sayangnya, adanya illegal logging, kebakaran hutan, hingga perburuan liar menyebabkan burung maleo menjadi hewan endemik yang terancam punah. Mengingat burung ini tidak mengerami telurnya, sehingga rentan diserang oleh predator, salah satunya adalah biawak dan kadal. Burung maleo biasanya menempatkan telurnya di dalam tanah, yang mana akan dapat dicium baunya oleh kadal dengan mudah.